Polewali Mandar, Infosulbar.com – Ditinggal suami yang menikah lagi dan ditelantarkan, seorang ibu bernama Murni (40) harus berjuang bersama tiga anaknya di gubuk berukuran 2×2 meter di Dusun Baruga, Desa Batetangga, Kecamatan Binuang. Kamis, (27/6/2024)

Untuk bertahan hidup di tengah himpitan ekonomi, Murni bekerja keras mengumpulkan air nira untuk dijadikan gula merah.

Anak-anaknya yang berusia 12 dan 14 tahun terpaksa bekerja paruh waktu di peternakan ayam potong dekat rumah mereka untuk membantu keluarga.

Gubuk mereka berdiri di kebun milik warga yang dipinjamkan saat Murni pertama tiba di Dusun Baruga setelah ditinggal suaminya.

“Ketika suami menceraikan saya untuk menikah lagi, saya dan anak-anak harus berjuang untuk kembali ke kampung halaman di Desa Batetangga,” kata Murni dengan air mata.

Murni mengisahkan bahwa penderitaannya bertambah ketika dua anaknya harus berhenti sekolah karena ketiadaan biaya.

Kini, mereka hidup dalam keterbatasan di kebun keluarga, tanpa kasur, alat rumah tangga yang layak, bahkan listrik.

Untuk penerangan malam hari, mereka hanya menggunakan lampu pelita.

Putra bungsunya, Padli, yang masih berusia 3 tahun, sering kedinginan pada malam hari karena atap gubuk mereka hanya terbuat dari daun kelapa dan dindingnya dari papan kayu yang sudah lapuk.

Murni hanya berharap anak-anaknya bisa menjadi orang yang berguna dan membanggakan dirinya di masa depan.

Kisah menyayat hati ini menjadi potret nyata dari kerasnya kehidupan yang dijalani oleh Murni dan anak-anaknya.

Mari kita buka mata dan hati, serta bersama-sama memberikan bantuan dan perhatian untuk meringankan beban hidup mereka.

(Infosulbar.Com/Mul)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *