POLMAN,Infosulbar.com – Insiden matinya dua ekor sapi milik AW (42) yang diduga diracun oleh AR (64), warga Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi, karena sering masuk ke kebun dan memakan jagung miliknya, sempat memicu keresahan di tengah masyarakat. Namun, berkat aksi cepat dan pendekatan humanis yang dilakukan oleh aparat keamanan, permasalahan ini berhasil diselesaikan dengan damai.

Bhabinkamtibmas Desa Kunyi, Bripka Amiruddin, bersama Bhabinkamtibmas Kelurahan Anreapi, Bripka Mashudi, serta Babinsa Desa Kunyi, Serda Suaib, berkolaborasi dengan Kepala Desa Kunyi, Andri, untuk meredakan konflik yang berpotensi meluas.Pendekatan persuasif yang mengedepankan dialog dan musyawarah menjadi kunci keberhasilan mereka.

Dalam mediasi yang dilakukan di lokasi kejadian, kedua belah pihak diminta untuk menjelaskan duduk perkara secara terbuka. AW, pemilik sapi, mengungkapkan kesedihannya atas kehilangan hewan ternak yang menjadi sumber penghidupannya.

Sementara itu, AR menyampaikan bahwa tindakannya didorong oleh rasa frustrasi akibat tanaman jagungnya sering dirusak oleh sapi tersebut.

Setelah melalui proses diskusi yang intensif, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan tanpa melanjutkannya ke jalur hukum.

Kesepakatan ini tidak hanya menenangkan situasi, tetapi juga mencegah terjadinya konflik lanjutan di tengah masyarakat.Kapolsubsektor Anreapi, Ipda Surman, memberikan apresiasi kepada timnya yang mampu mengatasi konflik dengan pendekatan yang humanis.

“Kami mengedepankan penyelesaian masalah yang solutif dan damai, demi menjaga keharmonisan antarwarga. Pendekatan ini tidak hanya menyelesaikan masalah, tetapi juga mempererat hubungan sosial di masyarakat,” ujar Ipda Surman.

Kasus ini menjadi contoh konkret keberhasilan Polri dalam menjalankan fungsi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) melalui pendekatan yang restoratif.

Aparat kepolisian juga mengimbau warga untuk selalu mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan setiap permasalahan agar tidak memicu konflik yang lebih besar.

Masyarakat Desa Kunyi kini dapat bernapas lega setelah konflik yang sempat menghangat berhasil diselesaikan. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa keharmonisan di tengah masyarakat dapat terjaga jika semua pihak bersedia membuka dialog dan mencari solusi bersama.

 

(Hprs/Mul)

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *