Mamuju, Infosulbar.com – Pandy, seorang kader Ikatan Pelajar Mahasiswa Tapalang (IP-Mata) Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, menjadi korban dugaan pengeroyokan dan menyatakan ketidaksetujuannya atas tuduhan yang ditujukan kepadanya.
Pandy menceritakan kronologi kejadian pengeroyokan yang dialaminya pada Jumat dini hari, sekitar pukul 04.00.
“Saya ingin kembali ke Tapalang, tetapi motor yang akan saya gunakan diparkir di salah satu kos teman saya. Saat kami melintas, sekelompok pemuda tiba-tiba menghentikan kami, dan beberapa dari mereka langsung memukul tanpa ada penjelasan tentang apa masalahnya. Kami dipukuli tanpa mengetahui kesalahan kami. Saya mendengar salah satu dari kelompok tersebut, yang bernama Zaky, mengenal teman saya, Boby, yang juga menjadi korban,” ungkap Pandy pada Minggu (11/8/2024).
Lebih lanjut, Pandy menjelaskan bahwa pada saat kejadian, Zaky, salah satu pelaku, mengakui bahwa mereka salah orang setelah melihat foto di ponselnya.
“Zaky mengatakan, ‘Ini teman saya, kita salah orang,’ sambil menunjukkan foto di ponselnya dan mengatakan bahwa mereka mencari orang lain dari Malunda,” tambahnya.
Setelah kejadian tersebut, Pandy dan teman-temannya dibawa ke kantor polisi. Namun, disana, para pelaku malah menuduh Pandy dan kawan-kawannya terlibat dalam kecelakaan lalu lintas dan mengancam agar kasus ini diselesaikan secara damai.
“Mereka bahkan menyuruh kami membeli es batu untuk mengompres luka di wajah saya, dan menyarankan agar saya tidak pulang ke rumah dulu karena keluarga pasti akan marah. Mereka juga mengatakan, ‘Kamu tinggal di sini dulu saja,'” cerita Pandy.
Setelah itu, Pandy dan teman-temannya dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis.
“Sesampainya di RS Bhayangkara, pelaku kembali meminta agar masalah ini diselesaikan secara damai dan menawarkan untuk menanggung semua biaya rumah sakit. Namun, saya merasa heran karena pelaku melaporkan bahwa kami adalah korban kecelakaan lalu lintas, sehingga keterangan awal di RS Bhayangkara ditangani dengan surat keterangan lakalantas,” jelas Pandy.
Pandy juga menuturkan bahwa dua orang yang mengaku sebagai Babinkantibmas datang dan memberitahunya bahwa lebih dari 10 orang pelaku sudah ditahan. Mereka juga mendesak Pandy untuk menyelesaikan masalah ini secara damai, tetapi Pandy menolak.(*)
Infosulbar.com