Majene, Infosulbar.com – Mantan Koordinator Daerah (KORDA) Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEMNUS) Sulawesi Barat, Abdul Wahab, mendesak Kapolda Sulawesi Barat, Irjen Pol. R. Adang Ginanjar S., untuk segera mencopot Kapolres Majene, AKBP Toni Sugadri. Desakan ini disampaikan Wahab melalui wawancara WhatsApp pada Minggu (25/8/2025).
Abdul Wahab menilai, jika Kapolda serius melakukan evaluasi yang bertujuan untuk menemukan solusi dan strategi efektif dalam menangani aksi unjuk rasa di masa depan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengganti Kapolres Majene.
“Kami mengusulkan solusi yang paling efektif, yaitu mencopot Kapolres Majene,” tegas Abdul Wahab.
Menurutnya, sebagai penanggung jawab pengamanan aksi, Kapolres Majene seharusnya memiliki strategi yang kuat untuk mencegah kerusuhan. Namun, ia menilai bahwa Kapolres telah gagal menjalankan tugas tersebut.
“Yang paling disayangkan adalah pandangan skeptis terhadap mahasiswa. Kekerasan memang tidak dapat dibenarkan, siapapun pelakunya. Namun, mahasiswa juga layak diapresiasi karena telah menjalankan peran sebagai penjaga moral,” lanjut Wahab.
Abdul Wahab juga menekankan pentingnya evaluasi untuk menemukan akar masalah dan solusi yang tepat. Ia mengapresiasi perhatian Kapolda terhadap situasi ini dan menyampaikan pesan kepada mahasiswa agar tetap semangat.
“Untuk mahasiswa, tetap semangat dan jangan menyerah. Jadikan pengalaman ini sebagai pelajaran untuk lebih baik di masa depan. Sementara untuk Kapolda, solusi terbaik adalah mengganti Kapolres Majene, atau setidaknya mempertimbangkan alternatif lain,” tambahnya.
Sebelumnya, Kapolda Sulawesi Barat, Irjen Pol. Adang Ginanjar, telah meninjau lokasi kericuhan di kantor DPRD Majene yang terjadi akibat aksi unjuk rasa oleh Solidaritas Perjuangan Mahasiswa Majene (SPMM), dipimpin oleh Misbahuddin. Aksi ini memanas dan mengakibatkan kerusakan fasilitas kantor.
Setelah meninjau lokasi, Kapolda mengadakan rapat evaluasi bersama pejabat utama Polres Majene untuk membahas langkah-langkah yang diperlukan guna mengatasi insiden tersebut. Ia juga menekankan pentingnya pendekatan persuasif dalam menangani unjuk rasa.
“Sebagai petugas, kita harus proaktif dalam membangun komunikasi yang baik dengan mahasiswa, terutama saat tensi tinggi,” ujar Kapolda saat di Majene, Sabtu (24/8/2024).
Kapolda berharap pendekatan ini dapat meredam emosi mahasiswa dan mencegah kerusuhan di masa mendatang. Ia juga menyatakan bahwa akan dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja personel dan strategi pengamanan yang diterapkan selama aksi unjuk rasa untuk menemukan solusi yang lebih efektif di masa depan.(*)
Infosulbar.com